Kenali Beragam Kelainan Mata pada Si Kecil

Tulisan tentang "Kenali Beragam Kelainan Mata pada Si Kecil" bersumber dari Koran Seputar Indonesia di halaman Kesehatan.  Terbitan Sabtu, 26 Mei 2012.  Tulisan ini saya rasa cukup penting untuk dibagikan ke Pengunjung setia situs ini, selamat membaca.
Kelainan mata yang menyerang anak-anak beragam jenisnya.  Jika terdetekasi sedini mungkin, kemungkinan anak akan sembuh pun semakin besar.
 
Sekitar 1,4 juta anak di Dunia diperkirakan mengalami kebutaan.  Sekitar 1 juta diantaranya tinggal di Asia dan 300.000 di Afrika, dengan prevalensi mulai dari 0,3 per 1.000 anak di negara berkembang.
 
data dari badan kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, 500.000 anak akan menjadi buta setiap tahun atau hampir sama dengan satu anak permenitnya.  Sungguh mengkhawatikan.  Penyebab kebutaan anak adalah katarak bawaan, kelainan refraksi seperti rabun jauh atau silindris, retinopathy of prematury (ROP), mata juling, tumor mata, glaukoma, dan lainnya.
 
"Sebagian besar kondisi tersebut sebenarnya dapat ditangani dan disembuhkan jika terdeteksi lebih dini.  Jika dokter mata anak menemukan gangguan pada saat pemeriksaan dini, mata anak dapat ditangani dan diharapkan menjadi baik sebelum bersekolah, " ujar dr Florence M Manurung SpM, spesialis mata anak dari jakarta Eye Center (JEC) saat temu media di JEC Kedoya, Jakarta barat, Sabtu (19/5).
 
Beberapa kelainan mata yang diderita anak dibawah usia satu tahun, kata Florence, umumnya bersifat bawaan.  Misalnya ROP, yang biasa ditemukan pada bayi yang lahir prematur di mana retina belum terbentuk sempurna sehingga mudah rusak atau retina terlepas sehingga menyebabkan kebutaan.  Risiko tertinggi umumnya bayi yang lahir dari usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
 
Bisa juga karena berat badan lahir rendah, yaitu kurang dari 1500 gram.  Juga bayi prematur yang lahir dari 32 minggu dan berat lahir 1.500 - 2.000 gram, namun dengan kondisi klinis yang dianggap beresiko tinggi, seperti kelainan jantung, paru, darah, dan lainnya." Jadi, tidak semua bayi prematur bermasalah.  Dari skrining yang kami lakukan, sekitar 27% menderita ROP,"tuturnya.
 
selain ROP, juga bisa menderita katarak infantil, dimana terdapat kekeruhan di mata bayi akibat sang Ibu yang mengalami infekssi atau kerusakan gen, seperti campak Jerman atau toksoplasmosis.  Atau glaukoma kongenital, yaitu kondisi bawaan dimana tekanan bola mata anak sudah meninggi sejak lahir yang disebabkan oleh gangguan sistem aliran cairan di dalam bola mata.
 
Florence mengungkapkan, anak juga dapat menderita strabismus atau mata juling.  Di banyak daerah, anak dengan mata juling dianggap mendatangkan rezeki.  Hal itu tidaklah benar.  Strabismus adalah kondisi di mana garis penglihatan tidak pararel sehingga kedua mata tidak fokus pada objek yang sama, salah satu bisa mengarah ke kanan, kiri, atas atau bawah, sementara yang lain kearah sebaliknya.
 
"Kelainan ini dapat dikoreksi dengan menutup mata yang normal sehingga memaksa mata yang sinkron untuk fokus.  Atau dengan penggunaan kaca mata dan lensa prima,  "sebutnya.  gangguan mata pada anak yang lain adalah ambliopia atau mata malas.  Ambliopia, kata dia, adalah penurunan ketajaman penglihatan, biasanya akibat tidak tertanganinya kelainan mata dalam masa pertumbuhan.
 
kelainan refraksi juga merupakan kasus yang banyak ditemui pada anak-anak, dimana lensa mata tidak membiaskan cahaya dengan benar sehingga gambaran yang terbentuk terlihat kabur.  Kelainan refraksi yang umum, adalah rabun jauh, rabun dekat, dan astimatisma atausilindris.  Intinya, ujar Florence, jika anak mulai menampakkan gejala seperti tidak fokus saat diberi mainan, maka Orang Tua mesti waspada.
 
Tanda lainnya misalnya bola mata besar, tidak berada ditengah-tengah, tidak simetris, terdapat bintik putih, terlihat berkilat, tidak merespon ketika diberi sinar, membaca terlalu dekat atau sering memicingkan mata, segera periksa ke dokter."Sebaiknya diperiksa sebelum dia berusia tiga tahun sehingga penanganannya bisa lebih cepat,"imbuh Florence.
 
Untuk menjaga mata anak dari kerusakan, Florence menyarankan untuk membatasi kegiatan menonton TV, bermain Komputer, dan membaca.  "maksimal satu jam, suruh anak beristirahat," tandasnya.  lalu, ajak anak lebih banyak melakukan aktivitas bermain diluar rumah.  terakhir, tentu saja, perkaya gizi anak dengan asupan buah dan sayuran.
 
Direktur Utama JEC dr Darmawan M Purba SpM menuturkan kelainan mata anak berbeda dengan orang dewasa.  Jadi, jika dokter salah pengertian, maka kemungkinan akan salah periksa, yang berlanjut hingga salah tata laksana."  karena itu, kesalahan-kesalahan seperti ini harus dihindari untuk mengurangi angka penderita kebutaan di Indonesia,:terangnya.
 
Untuk mengatasi hal itu, JEC telah membuka unit baru dengan nama Children Eye Care yang mulai beroperasi sejak April 2012.  Tempat ini dikembangkan sebagai unit yang khusus menangani gangguan mata yang menimpa anak-anak dan menjadi yang pertama di Indonesia.  Dilengkapi dengan playground yang luas dan ruang baca membuat pasien anak betah dan tidak bosan saat menunggu giliran pemeriksaan.
 
Anak dapat mengisi waktu dengan menonton tayangan edukatif, bermain, membaca buku atau menikmati sajian ringan yang sehat." Anak-anak umumnya sulit diarahkan saat menjalani pemeriksaan.  Dibutuhkan kesabaran dan teknik tersendiri.  Children Eye Care dirancang khusus untuk mengakomodasi pasian anak," kata Darwan.  penulis Rendra hanggara-Seputar Indonesia

No comments:

Post a Comment

SIAPA SAJA YANG MELIHAT BLOG INI TOLONG KOMENTARNYA DEMI KEMAJUAN BLOG INI. SEBELUMNYA AKU UCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH BAGI ANDA YANG MAU MENYEMPATKAN DIRI MEMBERIKAN ATAU MELUANGKAN SEDIKIT WAKTUNYA UNTUK MENGOMENTARI TULISAN YANG ADA DALAM BLOG INI.

TRIMS